Minggu, 20 Maret 2011

Mesin Pengubah Plastik Jadi Minyak = Solusi Untuk Indonesia


Seorang ilmuwan yang luar biasa, selalu menciptakan barang-barang ataupun temuan yang berguna buat sesamanya. Inilah yang dilakukan ilmuwan Jepang yang menciptakan mesin rumahan yang mampu mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar. Sekantong plastic berisi botol, topi, dan produk kemasan lain pada dasarnya dibuat dari minyak. Mesin buatan Akinori Ito ini mengubah kembali produk tersebut menjadi minyak dengan memanfaatkan proses karbon negatif.

Dengan memanaskan plastic, perangkap uap dalam sistem pipa dan ruang air dapat mendinginkan uap sehingga memadatkan kembali materi itu menjadi minyak mentah. Produk itu dapat dimanfaatkan untuk generator atau beberapa jenis kompor. Sayangnya, persoalan mengenai karbon dioksida masih belum terpecahkan.

Mesin itu kemudian dipasarkan oleh Blest Corporation dan dipuji atas efisiensinya. Mereka dapat mengkonversi satu kilogram sampah plastik menjadi satu liter minyak hanya dengan satu kilowatt/jam energi. Untuk mendapatkan mesin dengan sistem seperti ini, orang harus merogoh kocek sekitar US$ 10 ribu (Rp 90 juta) dan kemungkinan harganya akan turun sejalan dengan banyaknya permintaan.

Mesin ini memang bukan mesin yang pertama dalam mengubah plastic menjadi bahan bakar namun perangkat ini mengagumkan karena dapat dimanfaatkan di industri rumahan. Serupa seperti mesin Ito, Envion Oil Generator misalnya, mampu memproses 10 ribu ton sampah plastic setiap tahun. Masing-masing ton dapat diubah menjadi tiga sampai lima barel minyak mentah.

Minyak mentah inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk bahan bakar komersial seperti bensin, solar, dan bahan bakar jet. Sebuah pabrik percontohan pun sudah dibuka di Washington tahun 2009 lalu. Meskipun belum dapat memecahkan permasalahan karbon dioksida, namun menurut pihak Envion, 50 juta ton sampah plastik yang dihasilkan setiap tahun ini dapat dikonversi kembali ke minyak, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap minyak asing.

Tentunya teknologi seperti ini dapat digunakan untuk menanggulangi permasalahan sampah yang selama ini juga membelit Indonesia, apalagi memang sampah plastik susah diurai ke tanah. Dengan manfaat yang luar biasa seperti itu, mungkin permasalahan mahalnya minyak BBM dapat diatasi.

Source : inilah/lh3

Note : Kalau pemerintah peduli “Go Green” dan “Masalah BBM”, seharusnya mereka berani bayar harga untuk mendapatkan mesin itu dan dapat digunakan di Indonesia. Supaya mengurangi sampah plastik dan menjadi lapangan pekerjaan yang baru bagi orang-orang yang memang membutuhkannya.

Kamis, 17 Maret 2011

Cokelat Cinta _ Part II

Sudah 2 minggu berlalu sejak valentine itu, Nicky akhirnya bekerja di toko cokelat milik tante dari Sheryl, yaitu Tante Lisa. Nicky mulai bekerja sejak sehari setelah Sheryl memberitahu pada tantenya kalau sahabatnya itu butuh pekerjaan.

Nicky sangat senang dan puas, karena ia dapat menghasilkan uang dari keringatnya sendiri untuk membiayai semua pengobatannya. Selain Tante Lisa memberi perhatian khusus pada Nicky, semua karyawan yang bekerja disana pun sangat ramah dan baik pada Nicky.

Terima kasih Tuhan.. Engkau mengizinkan aku bekerja di sini..

Huufffhhh … Semenjak valentine itu, aku tak pernah bertemu dengan Vincent. Aku menghindarinya selama ini, karena aku tak mampu melihatnya..

Nicky melamun sambil mengelap kaca etalase cokelat. Dan lamunanya dibuyarkan oleh kedua sahabatnya yang datang tiba-tiba dan mengagetkannya.

“WOOYYYY !! Beli Mbak !!” teriak Fara dan Sheryl. “Hahahahaa…”

“Aduuhhh… Kalian berdua ini apa-apaan sih?? Ngagetin aja deh! Untung gue nggak jantungan…” keluh Nicky, mengomel.

“Makanya… jangan bengong dong sore-sore gini! Nanti kesambet aja.. Hahahaa..” ledek Fara.

“Tau nih, kenapa sih lo, Nick?? Kayak orang desperate banget gitu??” tebak Sheryl.

“Nggak kok..” jawab Nicky melanjutkan pekerjaannya. Kemudian dikejutkan dengan hal yang membuatnya lebih terkejut dari pada dikagetkan oleh Sheryl dan Fara.

“Fara? Sheryl? Kalian lagi beli cokelat juga??” tanya Vincent yang muncul tiba-tiba di hadapan mereka bertiga. Tapi Nicky langsung memanggil salah satu karyawan yang ada dekatnya untuk menggantikannya sementara.

“Mmm− Mbak Lina, tolong gantiin saya sebentar ya.. saya mau ke.. mmm− ke toilet dulu..” pinta Nicky, salah tingkah dan langsung pergi meninggalkan Sheryl, Fara, dan Vincent di sana. Membuat mereka bertiga bingung melihat tingkah Nicky yang aneh.

“Nicky!” panggil Vincent, tapi Nicky tidak menghiraukannya.

..Maafkan aku.... tapi aku nggak mau melihat matamu, Vincent.. aku takut kecewa.. ucap Nicky dalam hati dengan perasaan gelisah dan galau.

Satu bulan kemudian…

Kondisi kesehatan Nicky semakin menurun, dan mulai sering kambuh. Tapi ia masih tetap bertahan untuk bekerja, dan belum ada seorang pun yang tahu tentang penyakitnya.

Sore itu, setelah Nicky pulang dari toko cokelat. Tiba-tiba ia ingin pergi ketempat kejadian waktu ia terserempet motor. Sebenarnya tanpa Nicky sadari, ia selalu membawa saputangan milik orang yang menyermpetnya waktu itu. Dan ia berniat mengembalikannya, kemudian menunggu di sebuah bangku kayu yang ada di pinggir jalan itu. Mana tahu, pemilik saputangan itu lewat jalan itu lagi pikir Nicky.

Lama menunggu membuat penyakitnya kambuh, tapi untung ia membawa inhaler untuk meredakan sesak napasnya. Tiba-tiba sebuah motor berhenti di hadapanya, yang ternyata adalah orang yang menyerempetnya waktu itu.

“Hei! Kamu ngapain di sini??” tanya laki-laki itu. “Kamu sakit??” laki-laki itu segera mematikan motornya dan duduk di sebelah Nicky, membuat Nicky bingung dan kaget.

“Kakak yang waktu itu nggak sengaja nyerempet aku bukan?” tanya Nicky meragukan.

“Iya, ini aku yang nyerempet kamu waktu malam hujan-hujan itu. Kok kamu sendirian di sini malam-malam begini? Kamu kenapa?” tanyanya bingung melihat inhaler ditangan Nicky.

“Mmm− nggak pa-pa kok .. Cuma asma biasa..” jawab Nicky, langsung memasukkan inhaler-nya ke dalam saku celananya. “Tapi Kak, aku bingung.. Kok Kakak masih ingat aku ya? Kan kita nggak pernah ketemu lagi setelah kejadian itu..” tanya Nicky kebingungan.

“Iyalah, aku ingat! Sebenarnya kita itu tetangga, Nicky.. kamunya aja yang nggak pernah gaul dan kenal sama tetangga-tetangga sekitar rumahmu..” jelas laki-laki itu.

“Gimana aku mau kenal Kakak, lihat muka Kakak aja nggak pernah.. selalu tertutup helm! Ini, saputangan Kakak..” sanggah Nicky dan mengembalikan saputangan milik laki-laki itu.

“Kalau aku buka helm, nanti ketahuan gantengnya.. Hahahaa..” tawa laki-laki itu. Ia mengulurkan tangannya. “Panggil aja aku Vinz..”

“Hahaha.. Kakak ini ternyata narsis juga ya!” tawa Nicky. Tapi tiba-tiba Nicky kambuh lagi, membuat VInz terkejut dan agak panik.

“AGGHH!!” teriak Nicky, memegang dadanya yang terasa sakit.

“Kamu kenapa??” Vinz kaget dan memegang tangan Nicky. Sambil terbata-bata Nicky meminta Vinz untuk tidak mengantarkannya pulang ke rumah.

“Tolong− jangan bawa aku− ke rumah− ku− please… bawa aku− kemana− aja….”

“Ok, ok! Kita ke rumahku aja.. tapi jangan pingsan dulu!” pinta Vinz dan memakaikan sweaternya pada Nicky. Kemudian membopongnya ke motor dan membawanya ke rumahnya.

Ketika mereka sampai di rumah Vinz, ternyata Nicky sudah tak sadarkan diri. Terpaksa Vinz harus menggendongnya masuk ke dalam rumah. Untungnya ibu dari Vinz adalah seorang dokter yang kebetulan sedang berada di rumah.

Ibu Vinz menemukan inhaler di saku celana Nicky dan surat dari lab yang menyatakan Nicky menderita kanker paru-paru stadium 3 di dalam tas Nicky. Tak disangka dokter yang selama ini merawat Nicky adalah teman ibunya Vincent, dan ibunya langsung menghubungi temannya itu untuk memastikan, apakah Nicky benar-benar mengidap penyakit kanker itu atau tidak. Dan ternyata memang benar. Itu semua membuat Vinz shock, ketika mengetahuinya dari ibunya. Ia menatap Nicky dengan pandangan kosong.

Beberapa menit kemudian, akhirnya Nicky mulai sadarkan diri. Ia bingung, karena yang ada di hadapannya bukan Vinz, melainkan Vincent.

“Kak Vincent? Mana Kak Vinz? Kenapa malah Kak Vincent yang ada di sini?” tanya Nicky kebingungan dengan tubuh masih terbaring lemah di tempat tidur.

“Nicky.. Vinz itu aku. Vinz itu Vincent..” jawab Vincent mengaku, kalau ternyata Vinz itu Vincent. Vinz itu nama panggilannya di rumah. “Maafkan aku kalau udah buat kamu bingung.. aku cuma nggak mau kamu menghindar dari aku ketika kamu tahu Vinz itu Vincent..”

Nicky hanya terdiam, tak dapat berkata sepatah kata pun dan tetap memalingkan wajahnya dari Vincent. Karena ia masih tak sanggup untuk melihat mata Vincent dan membaca semua isi pikirannya.

Vincent mendekat, duduk di sebelah Nicky dan memegang tangannya.

“Nicky.. aku tahu semua tentang kamu selama ini.. jadi kamu menghindar dariku karena nggak ingin membaca pikiranku kan?” ucap Vincent lembut.

“Dari mana Kakak tahu kalau aku bisa membaca pikiran orang?” tanya Nicky heran.

“Aku tahu ketika aku memperhatikan kamu bersama Sheryl dan Fara sedang bercanda-canda, meminta kamu menebak apa yang sedang mereka pikirkan..”Vincent menjelaskan. “..aku pikir itu hanya sebuah permainan. Tapi ternyata sering aku melihatmu menebak apa yang sedang mereka pikirkan..”

“Dan… apa karena kamu sakit, makanya kamu menghindar dari aku??” tanya Vincent lagi pada Nicky dengan lembut.

“Dari mana Kakak tahu hal itu??” Nicky kaget dan gelisah setelah mendengar Vincent tahu juga tentang penyakitnya. Kenapa dia bisa tahu semua tentang aku?? padahal tak seorang pun tahu akan hal ini…. Sheryl dan Fara pun tidak.. tanya Nicky dalam hati, keheranan. Namun tiba-tiba ibunya Vincent masuk ke kamar itu dan menjelaskan semuanya.

“Tante yang kasih tahu Vinz, Nicky.. dokter yang merawat kamu selama ini ternyata teman tante..” jelas ibunya Vincent, sembari berjalan kearah mereka berdua dan duduk di atas tempat tidur yang ditempati Nicky berbaring. “Maaf kalau tante lancang membuka tasmu untuk memeriksa, apakah ada suatu petunjuk atau obat yang kamu minum, untuk mengetahui apa yang menyebabkan kamu pingsan karena sesak napas..” lanjutnya.

“Berarti Tante dan Kak Vincent sudah tahu kalau aku mengidap kanker paru-paru stadium 3?” tanya Nicky penasaran.

“Iya, Nick…” jawab Vincent sedih. Kemudian ia menggenggam tangan Nicky dengan kedua tangannya. “Apa karena ini juga kamu menghindariku selama ini??” tanyanya.

“Jawab aku, Nick..” Vincent mengangkat wajah Nicky dengan lembut dan menatap matanya dalam-dalam. “Lihat aku, Nicky.. apa kamu nggak ingin tahu apa isi hatiku??”

“Umm−aku−aku cuma− nggak mau kalau− ternyata Kakak nggak suka sama aku…” jawab Nicky hati-hati.

“Lihat mataku, Nick..”

Nicky membuka matanya perlahan.

Ketika dibuka kedua matanya, ia langsung menemukan mata Vincent di hadapannya. Seperti terdengar langsung Vincent berbicara padanya, padahal ia tak mengucapkan sepatah katapun dari mulutnya. Tapi ia seperti mendengar hati Vincent yang berbicara padanya dan memberitahu apa saja isinya selama ini.

Andra and The Back Bone itu hadiah valentine-ku untuk kamu, Nicky..

Aku berharap kamu memberi cokelat yang berwarna cokelat padaku dan aku memberimu mawar merah sebagai jawabannya.

Tapi ternyata aku dikecewakan oleh sikap kamu.. Aku kecewa karena kamu nggak berani mengetahui isi hatiku untuk kamu yang telah kusimpan sejak 3 tahun yang lalu, sejak aku tinggal di belakang rumahmu..

Percayalah padaku, Nicky.. aku mencintaimu tulus, dan apa adanya. Walaupun suatu saat nanti aku akan kehilangan kamu, tapi aku yakin kamu akan selamanya tinggal di hatiku yang paling dalam..

Aku ingin mencintaimu sepuasnya, menyayangimu sepuasnya, menjagamu sepuasnya, memperhatikanmu sepuasnya.. sampai kamu pergi nanti, meski akan terlalu sulit aku melepasmu..

Air mata mengalir deras dari mata Nicky.

Ia sangat terharu, dan tak tahu mau berkata apa. Nicky hanya bisa menangis di pelukan Vincent, seseorang yang ternyata memperhatikannya dan mencintainya dengan tulus dan apa adanya selama 3 tahun ini. Dia sangat bersyukur bisa mengetahui semua yang tak pernah ia sangka sebelumnya.

Tuhan..

Terima kasih.. Kau memberikan seseorang yang sangat tulus mencintaiku. Walaupun aku akan pergi meninggalkannya suatu hari nanti, tapi biarlah cinta ini indah kami rasakan bersama sebelum dia benar-benar harus kehilanganku..

Aku tak pernah menyangkanya sama sekali selama ini.. Terima kasih sekali lagi kukucapkan, Tuhan. Untuk anugerah-Mu dalam hidupku…

* * *

Tahun pun berganti.

Kondisi Nicky semakin parah, namun ia bahagia karena memiliki orang-orang yang sangat menyayanginya salama ini.

Akhirnya keluarganya mengetahui penyakitnya pada saat ia kambuh dan tak sadarkan diri selama dua hari. Ibunya sangat terpukul ketika tahu Nicky menyembunyikan penyakitnya selama ini, tapi ia juga bangga karena Nicky tak pernah menyusahkannya ketika ia sakit.

Seminggu setelah ulang tahunnya yang ke-17, Nicky meninggal dunia dengan tenang setelah ia membuat 100 buah cokelat untuk orang-orang yang memiliki penyakit yang sama dengannya.

Ketika sedang membuat cokelat-cokelat itu Nicky selalu berkata, “Makan cokelat cinta buatanku, akan membuat orang panjang umur dan selalu tersenyum…”

Nicky meninggalkan sebuah surat, yang ternyata ditulisnya pada malam ia berulang tahun. Ibunya baru menemukannya di dalam sebuah kotak dalam kamarnya, sehari setelah Nicky meninggal.

Dear,

Mama, Kak Mike, Kak Vira, Fara, Sheryl, and Vincent..

Aku mau bilang, kalau aku sangat bahagia memiliki kalian di dunia ini!

Tuhan begitu baik karena aku masih di beri kesempatan untuk merasakan kebahagiaan yang tak terkira bersama kalian semua.. Aku minta maaf kalau aku banyak merepotkan kalian selama ini.

Mama..

Maafin Nicky yaa.. Nicky nggak bermaksud membohongi Mama, Nicky cuma nggak ingin Mama sedih melihat Nicky kesakitan setiap kali Nicky kambuh. Mama nggak boleh sedih terus yaa, jangan mikirin Nicky terus. Jangan lupa makan yaa, Ma.. Nicky sayang Mama selamanya. Terima kasih untuk semua yang udah Mama berikan untuk Nicky dari lahir..

Kak Mike dan Kak Vira..

Tolong jaga Mama baik-baik ya, Kak.. Jangan biarin Mama sedih terus, tapi Kakak dan Kak Vira harus selalu ada untuk Mama dan menghibur Mama.. Maafin aku yaa Kak, kalau aku suka bandel. Hehehee… aku sayang Kakak dan Kakak iparku yang cantik.. aku request, nama anak pertama kalian kasih namaku yaa.. supaya ada Nicky yang baru.. hehehee..

Fara ndan Sheryl, sahabatku..

Makasih mau jadi susah dan senangku selama ini, aku bangga dan bahagia punya sahabat seperti kalian. Maafin aku kalau suka iseng sama kalian berdua.. Jangan kangen yaa, galz! Hehehee.. aku sayang kalian berdua…

Kak Vincent..

I love you forever, my first and my endless love! Wujudkan impian kamu, karena kau tahu kamu pasti bisa jadi orang yang berhasil.. Jangan sedih, karena masih banyak cewek cantik yang mau sama kamu.. Life must go on, baby! Hehehehehee…. Makasih untuk cintamu selama ini..

Makasih untuk semuanya.. Aku bahagia pernah punya kalian selama hidupku..

SEMANGAT !! (^o^)j

God bless you..

With love, big hug, & kiss

_Nicky Felicia_