Sabtu, 18 Juni 2011

Tentang "SERDADU KUMBANG"

Tahun lalu, murid-murid di hampir seluruh Indonesia banyak yang tidak lulus ujian nasional. Berbekal pengalaman itu, guru-guru SD & SMP 08 semakin memperketat sistem belajar dan mengajar. Namun penegakkan kedisiplinan yang kaku, menimbulkan dampak bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi Amek, Acan dan Umbe

Amek adalah salah satu murid dari sekian banyak murid SDN 08 yang tidak lulus ujian tahun lalu. Sebetulnya Amek adalah anak yang baik, namun sifatnya yang introvert, keras hati dan cenderung jahil, membuat ia sering dihukum oleh guru-gurunya disekolah. Sebaliknya Minun kakaknya, ia  duduk dibangku SMP dan selalu juara kelas. Ia juga sering menjuarai lomba matematika sekabupaten. Sederet piala dan sertifikat berjejer diruang tamu mereka. Minun adalah ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat

Minun dan Amek tinggal bersama ibunya, Siti, di desa Mantar. Suatu desa yang terletak dipuncak bukit, jauh dari perkotaan. Suami Siti, Zakaria, sudah tiga tahun bekerja di Malaysia tapi tidak pernah pulang, apalagi mengirimkan mereka uang. Diluar desa indah yang tertata rapi itu, ada sebuah pohon yang tidak begitu tinggi namun letaknya persis dibibir tebing, menghadap kelaut lepas. Orang kampung sekitar menyebutnya pohon cita-cita. Pohon itu memang unik. Hampir disetiap dahan diikat dengan tali yang menjulur kebawah karena ujungnya diberi pemberat. Secarik kertas bertuliskan nama seseorang berikut cita-citanya, dan dimasukan ke dalam botol berwarna - warni hingga pohon cita - cita itu terlihat begitu indah

Minun sangat menyayangi Amek, bukan saja karena adiknya itu tidak lulus ujian tahun lalu, lebih dari itu, Amek memiliki kekurangan lahir, bibirnya sumbing dan sering menjadi bahan lelucon teman-temannya. Namun di balik kekurangannya yang di miliki, Tuhan memberikan Amek banyak kelebihan, salah satunya ia mahir berkuda. Sering orang bertanya, apa cita-cita Amek kelak? Amek tidak pernah menjawabnya, bahkan jika gurunya yang bertanya sekalipun. Amek takut kalau orang-orang akan mentertawakannya. Ia sadar betul, kekurangan yang ia miliki telah menjauhkan dirinya dari cita-citanya

Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Ibu Guru Imbok, dia adalah guru favorit. Dia yang paling mengerti keinginan murid - muridnya. Apakah Ibu Guru Imbok bisa membuat anak muridnya lulus semua? Apakah Amek mau menjawab apa cita-citanya? Kita akan tahu cita - cita Amek dengan menonton film ”SERDADU KUMBANG”...!

Jenis Film : Drama
Produser : Ari Sihasale
Produksi : Alenia Pictures
Rating LSF : Semua Umur (general)
Durasi : 105

Cast & Crew
Pemain :
Ririn Ekawati
Titi Sjuman
Putu Wijaya
Asrul Dahlan
Lukman Sardi
Surya Saputra
Monica Sayangbati
Yudi Miftahudin
Sutradara : Ari Sihasale
Penulis : Jeremias Nyangoe
 
http://www.21cineplex.com/serdadu-kumbang-serd,movie,2562.htm

Saya tertarik untuk menonton film ini karena melihat wawancara Andy Noya dengan Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen bersama Yudi "Amek" Miftahudin dalam acara Kick Andy di Metro TV.

Melihat kepolosan Yudi atau Amek yang ingin sekali bibir sumbingnya dioperasi, membuat saya terharu dengan kemampuannya dalam berakting. Padahal dia hanya seorang anak kecil biasa yang tidak tahu-menahu tentang film-film bioskop. Tapi dengan kegigihannya untuk mencoba dan terus belajar membuat dia mampu menyelesaikan film tersebut dalam satu bulan. Menurut saya itu adalah suatu keajaiban Tuhan. Dengan kekurangannya itu, Tuhan memberikan kelebihan dan anugerah yang lain, yang belum tentu dimiliki oleh anak-anak normal lainnya. I think, he is an Extraordinary Boy!

Film ini sangat patut ditonton, karena pesan moralnya sangat tinggi. Salut kepada Alenia Pictures, karena telah membuat beberapa film tentang anak-anak Indonesia yang tinggal di pedalaman-pedalaman daerah dengan menonjolkan pengharapan dan perjuangan mereka untuk menggapai cita-cita setinggi langit.

Dengan adanya film-film seperti ini akan sangat memotivasi anak-anak Indonesia untuk tetap optimis dalam menggapai cita-cita walaupun banyaknya kendala dalam kehidupan ekonomi. Namun, jika itu cita-cita itu ditekuni dengan kerja keras meraih prestasi, maka cita-cita itu sendiri yang akan menghampiri kita. Karena tak ada yang mudah di dunia ini, tapi tak ada yang terlalu sulit untuk diselesaikan dan dicapai.