Pengertian Bahasa Baku
Di dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang menyamakan pengertian bahasa baku dengan bahasa yang baik dan benar. Hal ini disebabkan oleh keengganan orang mencari makna istilah baku dan bahasa baku itu di dalam kamus Umum atau Kamus Istilah Linguistik, baik dari bahasa Indonesia maupun dari bahasa Asing, terutama dalam bahasa Inggris.
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Poerwadarminta menuliskan:
baku I
Jawa, (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya; (2) sesuatu yang dipakai sebagai dasar ukuran (nilai, harga; standar).
baku II
saling (1976 : 79).
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 : 71), kata baku juga ada dijelaskan.
baku I
(1) pokok, utama; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;
baku II
saling
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan Zain menjelaskan makna kata baku.
baku I
(Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar.
baku II
(Manado), saling (1996 : 114)
Baku dalam bahasa baku di dalam 3 Kamus di atas bermakna sama dengan baku I. Oleh karena itu, bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam bahasa Inggris dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas (A Standard language can tentatively be definite as a codified form of language accepted by and serving as a model for a large speech community) (Garvin, 1967 dalam Purba, 1996 : 52).
Pengertian Bahasa Non Baku
Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard language”. Istilah bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam takbaku”, bahasa tidak baku”, “ragam nonstandar”. Richards, Jhon, dan Heidi berpengertian bahwa bahasa nonstandard adalah bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tatabahasa, dan kosakata dari bahasa baku dari suatu bahasa (nonstandard, used of speech or writing which differs in pronunciation, grammar, or vocabulary from the standard variety of the language) (1985 : 193). Crystal berpengertian bahwa bahasa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak memenuhi norma baku, yang dikelompokkan sebagai subbaku atau nonbaku (linguistic forms or dialects which do not conform to this norm are then refered to as sub-standard or nonstandard) (1985 : 286).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa nonstandard adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
Kesimpulan :
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat Indonesia secara luas.
Bahasa Indonesia nonbaku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
Sebagai bahasa yang hidup, bahasa Indonesia akan terus mengalami perubahan secara bertahap seiring dengan perkembangan masyarakat yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini disebabkan keragaman budaya, bahasa, latar belakang sosial, serta orang-orang yang menuturkan bahasa Indonesia secara berkelompok, kemudian meluas ke kelompok masyarakat yang lain. Sehingga sebagai warga Negara yang baik, sudah seharusnya kita mengenal serta melestarikan bahasa baku sesuai dengan yang sudah menjadi standar Negara kita.
Berikut ini merupakan contoh bahasa baku dan non baku yang digunakan sehari-hari:
aktif, aktip
apotek, apotik (ingat: apoteker, bukan apotiker)
asas, azas
atlet, atlit (ingat: atletik, bukan atlitik)
bus, bis
besok, esok
diagnosis, diagnosa
Februari, Pebruari
frekuensi, frekwensi
foto, Photo
hierarki, hirarki
ijazah, ijasah
izin, ijin
jadwal, jadual
Jumat, Jum'at
karier, karir
kendaraan, kenderaan
kualitas, kwalitas, kwalitet
maaf, ma'af
makhluk, mahluk, mahkluk (salah satu yang paling sering salah)
negatif, negatip
objek, obyek
paham, faham
pikir, fikir
praktik, praktek (Ingat: praktikum, bukan praktekum)
putri, puteri
realitas, realita
sistem, sistim
telepon, tel(f/p)on, telefon, tilpon
utang, hutang (Ingat: piutang, bukan pihutang)
Yogyakarta, Jogjakarta
zaman, jaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar