Senin, 20 Desember 2010

KESALAHAN-KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA

Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi: (1) ketidakefektifan kalimat (2) kesalahan pemilihan kata (3) kesalahan penggunaan afiks (4) tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat (5) kesalahan pemakaian preposisi (6) pembalikan urutan kata (7) kesalahan penggunaan konstruksi pasif (8) kesalahan pemakaian konjungsi (9) ketidaktepatan pemakaian yang (10) kesalahan dalam pembentukan jamak dan. .Gambaran lengkap mengenai kesalahan-kesalahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1. Persebaran kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia

Jenis Kesalahan

Jumlah Kesalahan

Keterangan

1. Keefektifan kalimat

422

Kalimat-kalimat yang ada sebagian besar tidak mempunyai kesatuan informasi atau ide.

2. Diksi

228

Kesalahan pemakaian ada dengan adalah sebanyak 28; ada juga kesalahan penggunaan kita dengan kami; berangkat dengan meninggalkan; cara dengan secara; tidak dengan bukan; ada dengan mempunyai

3. Afiksasi

203

Lihat tabel 2 .2

4. Tidak lengkapnya fungsi Kalimat

113

Ketidaklengkapan fungsi kalimat meliputi tidak adanya subjek, predikat yang tidak jelas, penghilangan objek pada verba transitif

5. Urutan kata

74

Kesalahan urutan kata berupa pembalikan urutan frasa yang berpola D - M menjadi M – D

6. Preposisi

52

Pemakaian preposisi di sering rancu dengan pemakaian dalam

7. Konstruksi pasif

37

Kalimat-kalimat yang seharusnya menggunakan bentuk pasif masih menggunakan bentuk aktif dan sebaliknya.

8. Konjungsi

25


9. Pemakaian “yang”

17

Bentuk ‘yang’ kadang hadir ketika kalimat/pernyataan tidak menuntut kehadiran yang dan sebaliknya, tidak digunakan ketika sebuah ujaran menghendaki pemakaian yang.

10. Penjamakan

9

Kesalahan dilakukan dengan dipergunakannya bentuk ulang yang berarti jamak walaupun sudah ada penanda jamak lainnya.

Jumlah

1180


Kesepuluh bentuk kesalahan di atas akan diuraikan satu per satu dan disertai dengan contoh-contoh seperlunya.

1. Kesalahan Keefektifan Kalimat

Kalimat-kalimat yang dibuat pembelajar tidak efektif karena tidak adanya kesatuan informasi/arti dan bentuk. Kalimat yang dibuat mengandung lebih dari satu kesatuan informasi sehingga sering menimbulkan kerancuan dan ketidaktepatan arti. Bahkan, ada banyak pernyataan yang hanya berisi jajaran kata-kata saja tanpa arti yang jelas sehingga tidak membentuk sebuah kalimat yang utuh dari segi bentuk dan maknanya. Ada 422 kalimat dengan tipe ini. berikut ini beberapa contoh pernyataan-pernyataan tersebut beserta alternatif pembenarannya.

Contoh-contoh kesalahan keefektifan kalimat:

(1) Sering keluarga yang dari daerah pedalaman tinggal di luar kota lama dan banyak adalah petani.

(2) Setelah itu, kendi adalah sedia untuk membakar dengan teknik ada primitiv sekali.

(3) Menduduki dalam lingkaran tertawa, makanan, menyanyikan dengan ibu, tutor-tutor dan temannya beristirahat nanti hari ini mengunjungi tempat-tempat lain di cuaca panas.

Alternatif pembenarannya:

(1) Keluarga dari daerah pedalaman, yang sebagaian besar adalah petani, sering tinggal di luar kota untuk waktu yang lama.

(2) Setelah itu, kendi tersebut siap untuk dibakar dengan teknik tradisional.

(3) Setelah mengunjungi beberapa tempat, kami dan para tutor beristirahat dengan duduk melingkar sambil menyanyi, bercanda, dan makan makanan yang disiapkan oleh ibu itu.

2. Kesalahan Pemilihan Kata

Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena arti atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana diinginkan oleh penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham atas arti/makna yang dimaksudkan penulis.

Penelitian ini memberi gambaran yang jelas bahwa para pembelajar BIPA banyak melakukan kesalahan dalam pemilihan kata ketika mereka menyusun kalimat-kalimat dan atau paragraf. Dari analisis data, terdapat 228 kesalahan dalam pemilihan kata. Kesalahan yang mereka lakukan meliputi (1) penggunaan kata yang benar-benar tidak tepat untuk suatu konteks kalimat tertentu (2) penggunaan kata yang tidak lazim dalam konteks masyrakat Indonesia (3) pengunaan sinonim kata yang tidak tidak benar-benar tepat sebagaimana dituntut konteks kalimat tertentu (4) kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip, seperti penggunaan ada dan adalah , mudah dan murah, dsb. (5) penggunaan kata-kata yang merupakan hasil terjemahan secara harafiah dan (6) kesalahan penggunaan kata terjemahan yang bersinonim, seperti kata to leave yang terjemahan bahasa Indonesianya meninggalkan dan berangkat. Pasangan kata seperti inilah yang sering dikacaukan dalam penggunaannya.

Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering adalah kata ada yang dikacaukan dengan kata adalah; penggunaan pronomina kita dengan kami (yang dalam bahasa Inggris ‘us’); kata berangkat dengan kata meninggalkan; kata cara dengan kata secara; kata tidak dengan kata bukan; kata ada dengan kata mempunyi. Beberapa contoh kesalahan pembelajar dalam memilih kata di paparkan di bawah ini.

Contoh kesalahan pemilihan kata:

(1) Situasi ini pusing untuk anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi mereka.

(2) Saya berbicara dengan sopir sambil naik. Dia ada sopir untuk enam tahun.

(3) Adalah banyak penjual dan pembeli dalam pasar.

Alternatif pembenarannya:

(1) Situasi ini membingungkan anak-anak dan sangat mempengaruhi mereka.

(2) Saya berbicara dengan sopir ketika sudah di dalam taksi. Dia sudah menjadi sopir selama enam tahun.

(3) Ada banyak penjual dan pembeli di dalam pasar itu.

3. Kesalahan Penggunaan Afiks

Kesalahan penggunaan afiks yang ditemukan cukup beragam. Ada banyak ketidaktepatan dalam menentukan afiks yang akan digunakan dalam proses verbalisasi maupun nominalisasi. Afiks - afiks tersebut sering digunakan terbalik-balik, misalnya seharusnya memakai afiks me- tetapi menggunakan afiks ber- dan demikian pula sebaliknya. Ketidaktepatan tersebut akan berakibat tidak tepatnya sense kalimat yang dibentuk dan bergesernya arti kalimat tersebut. Persebaran kesalahan pemakaian afiks tergambar jelas dalam tabel 2 berikut ini.

Tabel 2 Persebaran kesalahan penggunaan afiks.



me-

ber-

-an

per-

me-.-kan

per-an

ter-

dasar(i)

di

ke-an

-kan

pe-

me-i

ber--an

pe--an

me-i

-

1

1

-

-

1

-

1

7

-

-

-

-

-

-

1

me-

-

-

12

1

-

8

-

4

11

25

2

-

-

1

-

-

ber-

3

1

-

-

1

1

1

1

5

2

-

1

-

-

-

-

-an

-

-

1

-

-

-

1

-

7

-

2

-

-

2

-

--

per-

1


1

-

-

-

-

-

1

-

-

1

-

-

-

-

me-kan

1

4

8

-

-

-

-

-

2

-

1

-

-

-

-

1

per--an

-

-

3

-

-

-

-

-

1

-

-

-

1

-

-

1

ter-

-

1

-

-

-

-

-

-

1

2

-

-

-

1

-

-

dasar

-

4

8

2

-

2

2

1

-

-

2

5

-

-

-

1

di-

2

6

4

-

-

-

-

2

-

-

-

2

-

-

-

-

ke--an

-

-

-

-

-

1

-

1

4

-

-

-

-

-

-

-

-kan

-

-

-

-

-

-

-

-

2

-

-

-

-

-

-

-

pe-

-

-

2

-

-


-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

ber--an

-

1

-

-

-

-

1

-

2

-

-

-

-

-

-

-

pe--an

1

3

1

1


1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa kesalahan penggunaan afiks me-, yang dikacaukan dengan penggunaan afiks di- cukup banyak yaitu 25 kali dan ini merupakan kesalahan terbanyak. Hal ini juga berkaitan dengan bentuk aktif dan pasif yang akan diuraikan tersendiri. Kesalahan lain yang intensitasnya cukup sering dilakukan adalah penggunaan afiks me- yang dikacaukan pemakaiannya dengan afiks ber- sejumlah 12 kesalahan. Jumlah ini selisih satu kesalahan dibandingkan dengan kesalahan penggunaan afiks me- yang dikacaukan dengan penggunaan verba bentuk dasar dan verba bentuk dasar + -i. Kesalahan lain yang intensitas terjadinya relatif sering adalah penggunaan afiks me- yang dikacaukan dengan afiks me-....-kan, afiks me-....-kan yang dikacaukan penggunaannya dengan afiks ber-, dan penggunaan verba bentuk dasar yang dikacaukan pemakaiannya dengan afiks ber-. Kesalahan teresebut masing-masing sebanyak 8 buah. Kesalahan-kesalahan lain yang berjumlah 5-7 buah tersebar dalam beberapa afiks sebagaimana terdapat dalam tabel 2.

Contoh kesalahan-kesalahan penggunaan afiks:

(1) Ketika saya membaca tentang perkelahian pelajar, saya mengherankan.

(2) Kain batik paling terkenal di Australia dan sekarang saya tahu bagaimana batik membuat menggunakan dua cara, batik cap dan batik tulis tangan.

(3) Di Inggris guru-guru harus beruniversitas untuk tiga tahun kemudian mereka harus pergi ke mengajar TCC (teacher training college) untuk satu tahun.

Alternatif pembenarannya:

(1) Ketika saya membaca berita tentang perkelahian pelajar, saya heran.

(2) Kain batik paling terkenal di Australia dan sekarang saya mengetahui cara membuat batik yang menghasilkan dua jenis batik, batik cap dan batik tulis tangan.

(3) Di Inggris, guru-guru harus belajar di universitas selama tiga tahun kemudian mereka harus belajar di TCC (Teacher Training College) selama satu tahun.

4. Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat

Kesalahan-kesalahan ini berupa ketidaklengkapan fungsi kalimat yang meliputi tidak adanya subjek, predikat yang tidak jelas, dan penghilangan objek pada predikat berverba transitif. Kesalahan tipe ini berjumlah 113 buah. Kesalahan tersebut terbagi atas 49 kesalahan karena tidak bersubjek, 45 kesalahan karena predikat yang tidak jelas, dan 19 kesalahan karena tidak adanya objek pada predikat yang berverba transitif. Berikut ini akan disajikan contoh kesalahan-kesalahan tersebut.

Contoh kesalahan karena tidak bersubjek:

(1) Menurut orang wawancara di Indonesia ada yang bermacam-macam di dapatkan daerah ke daerah.

(2) Untuk saya mengerti bagaimana mahasiswa mahasiswa tentang pendidikan Indonesia dan khususnya pengajaran Bahasa Inggris.

Alternatif pembenarannya,

(1) Menurut orang yang saya wawancarai, Indonesia mempunyai bermacam-macam kesenian yang berbeda di setiap daerah.

(2) Saya mengerti pendapat para mahasiswa tentang pendidikan di Indonesia, khususnya sistem pengajaran Bahasa Inggris.

Contoh kesalahan karena predikat kalimat yang tidak jelas

(1) Lebih dari itu, Aromatheraphy ini untuk ketegangan dan kesantaian, ini lebih baik membakar minyak di dalam kamar.

(2) Umumnya kenakalan remaja dari rumah atau keluarga rusak.

(3) Dulu sebagian besar guru di Tim-tim dari pulau-pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka berangkat dari Tim Tim dan tidak cukup guru untuk sekolah di sana.

Alternatif pembenarannya:

(1) Lebih dari itu, Aromatheraphy ini berfungsi untuk menghilangkan ketegangan dan menciptakan rasa santai. Ini dilakukan dengan membakar minyak wangi di dalam kamar.

(2) Umumnya, kenakalan remaja bermula dari keluarga yang tidak harmonis.

(3) Dulu, sebagian besar guru di Tim-Tim berasal dari berbagai pulau di Indonesia, tetapi sekarang mereka meninggalkan Tim-Tim sehingga tidak ada cukup banyak guru untuk sekolah-sekolah di sana.

Contoh-contoh kesalahan karena tidak adanya objek dalam kalimat yang berpredikat verba transitif.

(1) Seorang anak jalanan berbicara kepada saya kalau orang tua angkat mengusir ketika dia berumur sepuluh.

(2) Upacara ini menunda sampai kelurga bisa mempunyai kadang-kdang ada beberapa bulan.

Alternatif pembenarannya:

(1) Seorang anak jalanan berbicara kepada saya bahwa orang tua angkatnya mengusir dia ketika dia berumur sepuluh tahun.

(2) Upacara ini ditunda beberapa bulan sampai keluarga mempunyai cukup banyak uang.

5. Kesalahan karena Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat

Kesalahan penggunaan preposisi ini berupa pemakaian preposisi yang tidak tepat dalam kalimat, tidak dipakainya preposisi dalam kalimat yang menuntut adanya preposisi, dan pemakaian preposisi yang tidak perlu dalam suatu kalimat. Dari analisis data, terungkap ada 52 kesalahan dalam hal penggunaan preposisi. Kesalahan tersebut terbagi atas 29 kesalahan pada pemakaian preposisi yang tidak tepat, 14 kesalahan karena tidak adanya preposisi dalam kalimat yang menuntut adanya preposisi, dan 9 kesalahan penggunaan preposisi yang tidak perlu. Berikut ini akan disajikan beberapa contoh kesalahan-kesalahan penggunaan preposisi tersebut.

Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak tepat:

(1) Banyak barang-barang dibeli oleh toko-toko pakaian, makanan, tas, dan lain-lain.

(2) Sebelum makan siang saya menjadi kuat oleh minum jamu yang “sehat pria”.

(3) Saya kembali di hotel Radisson naik bis kecil.

Contoh kesalahan karena tidak adanya preposisi:

(4) Kami pergi Pabrik Batik untuk mengerti tentang proses batik.

(5) Kemudian, kami berjalan kaki terus Jl. Malioboro ke supermarket.

(6) Hari ini kelompok semua pergi Sultan Palace naik bis besar.

Contoh kesalahan penggunaan preposisi yang tidak perlu:

(7) Kehidupan di guru-guru tidak mudah ataukah Anda bekerja di Indonesia atau Skotlandia di mana saya tinggal.

(8) Saya hanya harap, dengan semua Indonesia penduduk ingat dia dalam sejarah seorang yang membantu Indonesia menang kemerdekaan dari dua-duanya pemerintah Jepang dan pemerintah Belanda.

(9) Mereka harus ada ‘catalytic conventer’ dalam juga supaya gas yang beracun akan mengurangi.

Alternatif pembenarannya:

(1) Banyak barang dapat dibeli di toko-toko itu seperti, pakaian, makanan, tas, dan lain-lain.

(2) Sebelum makan siang, saya menjadi kuat karena minum jamu “sehat pria”.

(3) Saya kembali ke hotel Radisson naik bis kecil.

(4) Kami pergi ke pabrik Batik untuk mengerti proses membuat batik.

(5) Kemudian, kami berjalan kaki terus ke Jl. Malioboro dan masuk ke supermarket.

(6) Hari ini, semua kelompok pergi ke ‘Sultan Palace’ dengan naik bis besar.

(7) Kehidupan guru-guru tidak mudah baik Anda bekerja di Indonesia ataupun di Skotlandia tempat saya tinggal.

(8) Saya hanya berharap semua penduduk Indonesia mengingat dia dalam sejarah sebagai orang yang membantu Indonesia mencapai kemerdekaan dari kedua penjajah, pemerintah Jepan dan pemerintah Belanda.

(9) Mereka harus mempunyai ‘catalytic conventer’ supaya gas yang beracun dapat dikurangi.

6. Kesalahan Urutan Kata

Urutan kata dimaksudkan sebagai susunan kata untuk membentuk tataran yang lebih tinggi. Dalam bahasa Indonesia, pada umumnya, sesuatu yang diterangkan berada di depan yang menerangkan. Namun demikian, sering terjadi kesalahan dalam urutan ini. Dari hasil analisis data penelitian ini, ada 74 kesalahan dalam hal urutan kata. Para pembelajar melakukan pembalikan atas urutan kata sebagaimana terlihat dalam beberapa contoh di bawah ini.

Contoh kesalahan dalam urutan kata:

(1) Hari ini, menarik hari.

(2) Kadang-kadang orang yang datang baru menjadi terkejut, mereka harap memenuhi mimpi mereka.

(3) Jamu saset belum komplit harus dicampur dengan lain bahan-bahan seperti beras kencur, anggur merah, madu, dll.

Alternatif pembenarannya:

(1) Ini bernama ‘Ngelangkahi’.

(2) Kadang-kadang, orang yang baru datang menjadi terkejut karena mereka berharap mimpi mereka terpenuhi.

(3) Jamu saset yang belum komplit harus dicampur dengan bahan-bahan lain seperti beras kencur, anggur merah, madu, dll.

7. Kesalahan Penggunaan Konstruksi Pasif

Konstruksi pasif bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga yang mempunyai dua pola yang berbeda. Pola pertama dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal - (sufiks) + O menjadi pola pasif O + S + bentuk asal- (suifks) untuk pronomina orang pertama, kedua, dan ketiga. Pola kedua dapat dibentuk dari pola aktif S + me- bentuk asal- (sufiks) + O menjadi pola pasif O + di - bentuk asal- (sufiks) + (oleh) + S hanya untuk pronomina orang ketiga.

Kesalahan penggunaan konstruksi pasif yang terungkap dari penelitian ini relatif banyak, 37 konstruksi. Kesalahan ini terdiri atas tujuh kesalahan penggunaan konstruksi pasif pola pertama, dan 30 kesalahan penggunaan konstruksi pasif pola kedua. Kesalahan penggunaan konstruksi pasif bentuk kedua ini terjadi karena kesalahan penggunaan afiks-afiks pembentuk konstruksi aktif-pasif. Di bawah ini beberapa contoh kesalahan-kesalahan tersebut.

Contoh kesalahan penggunaan konstruksi pasif:

(1) Tempat pemujaan ketiga kami mengunjungi adalah mesjid.

(2) Duduk di rumah ibu merasa beristirahat jug dan makanan membuat oleh ibu enak sekali.

(3) Dia diajarkan SMA kurikulum yang sama-sama di semua sekolah.

Alternatif pembenarannya:

(1) Tempat pemujaan ketiga yang kami kunjungi adalah mesjid.

(2) Kenyamanan kami rasakan ketika duduk di rumah ibu itu dan makanan yang di buatnya enak sekali.

(3) Kurikulum SMA diajarkan sama di semua sekolah atau Kurikulum SMA dia ajarkan secara sama di semua sekolah.

8. Kesalahan Penggunaan Konjungsi

Konjungsi berfungsi sebagai penghubung frasa dan klausa dalam kalimat. Selain itu, konjungsi juga berfungsi sebagai penghubung antarkalimat dalam suatu paragraf. Kesalahan penggunaan konjungsi ini akan berakibat tidak jelasnya makna kalimat karena hubungan antarfrasa dan antarklausa tidak jelas. Ada 25 kesalahan penggunaan konjungsi yang terungkap dalam penelitian ini. Kesalah yang cukup menonjol adalah penggunaan konjungsi bahwa dan walaupun , masing-masing 9 dan 5 kesalahan. Kesalahan-kesalah yang lain tersebar untuk konjungsi-konjungsi yang lain. Contoh kesalahan-kesalahan tersebut dipaparkan di bawah ini.

Contoh kesalahan penggunaan konjungsi:

(1) Guru-guru ada perteman sambil semua murid berjalan-jalan dan berbicara dengan teman di sekolahnya.

(2) Gereja ini membangun dengan uang dari orang-orang bahwa menghadiri gereja ini.

(3) Oleh sebabnya, apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja, didikan kurang memuaskan.

(4) Menurut saya dan juga semua orang bahwa saya dibuat wawancara, Indonesia masih memerlukan tenaga kerja asing di dalam negara itu.

Alternatif pembenarannnya:

(1) Guru-guru sedang mengadakan perteman ketika semua murid berjalan-jalan dan berbicara dengan teman di halaman sekolah.

(2) Gereja ini membangun dengan uang dari orang-orang yang menghadiri gereja ini.

(3) Apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja, anak didik kurang memuaskan.

(4) Menurut saya dan juga semua orang yang saya wawancarai, Indonesia masih memerlukan tenaga kerja asing.

9. Kesalahan Penggunaan yang’

Kesalahan pemakaian ‘yang’ yang dilakukan pembelajar BIPA relatif banyak yaitu 15 kesalahan. Kesalahan yang dilakukan berupa penggunaan yang dalam kalimat yang tidak memerlukan yang’ dan sebaliknya ‘yang’ tidak digunakan ketika kalimat-kalimat memerlukan yang untuk memperjelas makna kalimat tersebut.

Contoh kesalahan penggunaan’ yang’:

(1) Menurut teman saya, TKA mempunyai peran yang pentiing sekali di dalam bisnis dan proyek-proyek karena bisa membantukan masyarakat dan prasarana lokal

(2) Hampir semua segi bahwa saya mencari bisa yang dihubungan dengan seluruh Indonesia.

(3) Saluran TV ini swasta dan mereka bisa menunjuk apa saja mereka mau.

Alternatif pembenarannya:

(1) Menurut teman saya, TKA mempunyai peran penting sekali di dalam bisnis dan proyek-proyek karena bisa membantu masyarakat dan prasarana lokal.

(2) Hampir semua segi yang saya temukan bisa dihubungan dengan seluruh Indonesia.

(3) Saluran TV ini adalah saluran swasta dan mereka bisa mempertunkukan semua hal yang merek mau.

10. Kesalahan Pembentuk Jamak

Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dapat dibentuk dengan mengulang nomina, penggunaan numeralia, dan penggunaan penanda jamak seperti, beberapa, sejumlah, para, banyak, sedikit, dsb. Apabila bentuk-bentuk itu digunakan nomina yang bersangkutan harus dalam bentuk tunggal. Contohnya, buku-buku, 125 buku, beberapa buku.

Kesalahan dalam hal ini adalah pemakaian bentuk beruntun ketika mereka membuat bentuk jamak. Mereka memakai penanda jamak tetapi nomina tetap diulang atau sebaliknya ada penanda tunggal tetapi nominanya jamak. Berikut ini beberapa contoh untuk mendukung penjelasan di atas.

Contoh kesalahan penggunaan bentuk jamak:

(1) Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam trmpat-tempat wisata seperti Keraton, Taman Sari, pasar burung yang terletal di belakang Taman Sari.

(2) Saya membicarakan dengan beberapa mahasiswa yang keluarganya tidak mampu untuk mengirimi semua anak-anakny ke universitas.

(3) Di Inggris, guru-guru merasa bahwa mereka menerima gajinya yang rendah dan banyak guru-guru berangkat untuk pekerjaan yang lain.

Alternatif pembenarannya:

(1) Kami didampingi oleh guru pribadi naik bis ke bermacam-macam tempat wisata seperti, Keraton, Taman Sari, dan pasar burung yang terletak di belakang Taman Sari.

(2) Saya berbicara dengan beberapa mahasiswa yang keluarganya tidak mampu menyekolahkan semua anaknya ke universitas.

(3) Di Inggris, guru-guru merasa bahwa mereka menerima gaji yang rendah dan banyak guru meninggalkan profesi itu untuk mencari pekerjaan yang lain.

ALTERNATIF STRATEGI PEMBELAJARAN REMEDI

Langkah-Langkah Pembelajaran Remedi

Kesalahan-kesalahan berbahasa yang telah dikemukakan dapat digunakan sebagai pijakan untuk menentukan langkah-langkah lanjutan yang harus diambil. Hal penting yang perlu dilakukan adalah menginformasikan berbagai kesalahan tersebut kepada pembelajar agar mereka mengetahui kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Langkah ini sangat penting dilakukan agar mereka tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama. Kesalahan terbanyak yang terungkap dalam penelitian ini adalah kalimat yang tidak efektif karena hanya berupa jajaran kata yang tidak membentuk satu kesatuan arti/informasi. Kesalahan lain yang perlu diketahui pelh mereka adalah pemakaian afiks dan pilihan kata. Dua hal ini sangat penting untuk menyususn kalimat dan paragraf sehingga mereka hendaknya diminta untuk benar-benar memperhatikannya.

Langkah ketiga yang dapat dilakukan adalah memberikan contoh-contoh yang benar atas kesalahan-kesalahan tersebut sehingga pembelajar dapat membandingkan antara bentuk-bentuk yang salah dengan bentuk-bentuk yang benar. Dengan contoh-contoh ini, pembelajar diharapkan untuk “menangkap” pola-pola yang benar sehingga dapat membuat bentuk-bentuk yang benar. Selain itu, perlu juga disajikan berbagai bentuk bersaing yang sangat mungkin menimbulkan kesalahan. Sebagai contoh, pemberian deretan morfologis dalam suatu konteks yang tepat untuk menjelaskan berbagai perbedaan pemakaian afiks. Untuk memperjelas pernyataan di atas, cermatilah contoh di bawah ini.

Deretan morfologis kata jalan : menjalankan, perjalanan, jalanan, berjalan, menjalani, dijalani, pejalan (kaki).

Contoh dalam konteks kalimat:

(1) Petani itu menjalankan traktornya dengan hati-hati.

(2) Perjalanan ini memerlukan biaya banyak dan persiapan mental yang baik pula.

(3) Semua cobaan hidup dijalani dengan tabah dan sabar sehingga sekarang dia dapat hidup bahagia.

(4) Sekarang ini, ruang-ruang publik untuk pejalan kaki semakin sempit.

(5) Pemerintah daerah Jawa Tengan sedang mengadakan pelebaran jalan utama di jalur Pantai Utara.

Langkah di atas dapat pula digunakan dalam mengantisipasi kesalahan pemilihan kata. Perlu disajikan pada pembelajar berbagai sinomim kata lengkap dengan pemakaiannya dalam konteks yang tepat sehingga mereka dapat memilih suatu kata yang tepat untuk mewakili ide mereka dalam konteks yang tepat pula.

Langkah lain yang dapat ditempuh dalam pembelajaran remidial ini adalah diskusi dengan pembelajar mengenai kesalahan berbahasa yang mereka lakukan untuk mendapat gambaran yang lengkap alasan terjadinya kesalahan. Langkah ini saya kira sangat tepat karena secara langsung kita dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan sehingga langkah antisipasinya juga langsung ditentukan dan kegunaan lainnya berupa keterampilan berbicara yang semakin meningkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar